Anime musim semi 2023 sedang berlangsung, dan yang menjadi sorotan utama adalah kembalinya Kimetsu no Yaiba dan Dr. Stone dengan season 3 nya. Namun terlepas dari itu, anime-anime baru pun muncul dan memberi harapan untuk menjadikan musim ini menjadi musim yang penuh kenangan. Dan muncullah satu judul anime yang memberi kesan di episode pertamanya, yaitu My Clueless First Friend dengan tema komedi dicampur dengan kisah intimidasi.
Dalam bahasa Jepang, anime ini berjudul Jijou wo Shiranai Tenkousei ga Guigui Kuru. Dan kami pernah menulis tentang anime ini.
My Clueless First Friend Tentang Apa?
My Clueless First Friend adalah sebuah kisah tentang seorang gadis bernama Nishimura yang berusia 8 tahun dan menghadiri sekolah dasar seperti anak-anak seusianya. Namun, ia sering menjadi korban ejekan dan intimidasi oleh teman-teman sekelasnya karena gaya rambutnya yang unik dan kepribadiannya yang pemalu dan suram.
Meskipun begitu, Nishimura mencoba untuk mengabaikan komentar-komentar negatif dari teman-temannya dan menghabiskan waktunya sendirian tanpa memiliki teman. Semuanya berubah ketika Taiyou Takada pindah ke sekolah dan tidak merasa takut dengan Nishimura, bahkan terpesona dengan kekuatan yang dimilikinya…
Sejak awal episode pertama, kita sudah mendapatkan gambaran tentang kehidupan sehari-hari Nishimura. Tiap hari, dia selalu menjadi bahan obrolan, ditunjuk-tunjuk, dan dijauhi secara diam-diam maupun terang-terangan oleh setiap siswa dan siswi di sekolahnya.
Semua itu karena gosip-gosip yang mulai menyebar bahwa Nishimura memiliki kekuatan sihir hitam yang mengerikan, dan bahwa orang yang menyentuhnya akan terkena kutukan serta penampilannya yang dianggap buruk oleh semua orang.
Meski hidupnya sendiri tanpa teman, Nishimura yang pemalu tetap tekun mencoba untuk membuat perubahan dalam hidupnya atau bahkan mengakhiri masa sekolahnya. Meskipun sering kali diomongkan oleh orang-orang sekitarnya dan dianggap aneh karena tidak memiliki teman, Nishimura tetap mencoba untuk tidak terlalu memikirkan hal itu.
Konsep Komedi dan Intimidasi Jijou wo Shiranai Tenkousei ga Guigui Kuru
Seperti yang terlihat dari alur ceritanya, kisah ini menggambarkan pengalaman intimidasi yang dialami oleh tokoh utama saat masih kecil. Namun, jangan salah sangka, cerita ini justru tidak berakhir dengan kesedihan! Sebaliknya, ketika Takada masuk dalam jalan cerita, semuanya berubah menjadi komedi tentang bagaimana kita bisa mengatasi intimidasi dengan cara yang sangat lucu dan efektif. Dalam perjalanan itu, banyak momen lucu yang mampu menghibur pemirsa.
Saya bukanlah orang yang begitu senang dengan cerita tentang bullying, jadi saya cenderung menghindari tema tersebut ketika mencari bacaan ataupun tontonan. Namun, pekerjaan yang saya temui kali ini justru berbeda.
Penulisnya benar-benar menggugah perasaan saya dengan keterampilannya yang brilian. Saat membaca tulisannya, saya tidak bisa membantu namun bertanya-tanya bagaimana sang tokoh, Takada, akan bereaksi terhadap provokasi dan intimidasi yang diterimanya. Apakah dia akan membalas dengan cara yang sama atau dengan cara yang lebih bijak?
Dan penulis berhasil memberikan jawaban yang sangat menakjubkan dan bermakna, membuat saya tersentak. Setiap kali saya membaca satu “sketsa” dari cerita ini, saya selalu terkejut dengan kecerdasan dan kebijaksanaan yang dihadirkan oleh penulis.
Penggunaan psikologi terbalik dengan sangat baik dan alami, sehingga kita dapat dengan mudah memahami dan merasakan apa yang ada dalam pikiran anak-anak di sekitar kita.
Dan melalui dialog yang cerdas, cerita My Clueless First Friend benar-benar bersinar. Saya merasa bahwa karya ini mampu menggerakkan emosi dan perasaan saya melalui karakter dan dialog yang dihadirkan. Ini merupakan contoh yang bagus tentang bagaimana sebuah cerita dapat membawa kita dalam perjalanan yang luar biasa hanya melalui kata-kata yang digunakan.
Jijou wo Shiranai Tenkousei ga Guigui Kuru Menjadi Permata Tersembunyi
Saya meyakini bahwa karya ini akan terlewatkan oleh banyak orang, bahkan banyak yang tidak akan tertarik atau memahami isinya. Ini bukan tanpa alasan, sebab tayangan ini bersaing dengan musim anime yang penuh dengan genre shounen, seinen, dan karya-karya beragam lainnya.
Setiap musim anime, kebanyakan orang hanya mengikuti hingga enam judul anime saja, sehingga tidak heran jika seri ini terlewatkan. Namun, saya tetap mempertaruhkan bahwa tayangan ini akan menjadi permata tersembunyi musim ini, meski hanya didasarkan pada dua episode dan manga saja.
Tayangan ini cocok untuk penonton segala usia, dengan animasi yang indah dan menggemaskan, serta desain karakter yang kuat dan khas. Para pengisi suara juga menunjukkan performa terbaik mereka dan interaksi antara karakternya dianggap sebagai yang terbaik dalam imajinasi kita.
Sekalipun demikian, di dalam hati saya, saya merasa bahwa karya ini ditulis dengan sangat baik dan tujuannya sangat spesifik sehingga saya berharap dapat menjangkau banyak penonton!
Ungkapan Akhir Untuk My Clueless First Friend
Protagonis dalam kisah ini adalah sekelompok anak-anak yang masih polos dan memperlihatkan tingkah laku yang khas pada usia mereka. Mereka hidup dalam dunia fantasi yang dipenuhi dengan permainan dan impian, di mana hal yang paling penting adalah menikmati waktu luang mereka dan merencanakan bagaimana mereka akan menghabiskannya. Tidak ada drama yang serius selain dari masalah kecil yang muncul di zaman mereka.
Sudah lama saya tidak menemukan karya yang cocok untuk segala usia, namun dengan hadirnya Spy x Family, saya merasa seperti menemukan kembali semangat itu.
My Clueless First Friend bisa menjadi anime abadi tentang persahabatan, mengatasi intimidasi, dan menemukan peluang baru. Semuanya dibalut dengan sudut pandang yang segar dan di luar kotak, tanpa adanya unsur fantasi yang berlebihan, dengan alur cerita episodik yang penuh dengan humor dan momen-momen mengharukan.
Walaupun protagonisnya adalah siswa sekolah dasar, pesan yang ingin disampaikan ditujukan untuk para pembaca yang lebih dewasa. Kita dapat merasakan empati dengan lelucon dan ejekan yang biasa terjadi di antara teman sekelas. Situasi ini dapat kita lihat di mana saja, bahkan di sekolah-sekolah terkenal sekalipun. Kita dapat melihat banyak Nishimura, karakter dalam cerita, yang menderita karena situasi seperti ini.
Pertanyaannya adalah, apakah kita akan menjadi seperti Takada, karakter lain dalam cerita, yang hanya membiarkan keadaan berjalan tanpa melakukan apapun? Saya harap kisah ini dapat membuat kita berpikir dan memotivasi kita untuk bertindak jika menemukan keadaan yang tidak adil di sekitar kita.
Terima kasih telah membaca artikel ini! Apa pendapat Anda tentang serial ini? Saya berharap tulisan saya dapat meyakinkan dan menjelaskan cerita ini dengan baik.