Ya halo pembaca Im4j1ner! Senang sekali rasanya menyambut anime baru di musim gugur tahun 2019 ini. Nah, kali ini ada sebuah anime yang diadaptasi dari sebuah game, yaitu Zenonzard: The Animation. Ada yang udah pernah main gamenya? Kalau ada, harus nonton animenya, dong!
Anime Zenonzard: The Animation membuat saya tertarik dan sedikit terpikat untuk mengikuti cerita lengkapnya. Alasannya, selain saya suka anime fantasi yang memiliki cerita battle (terutama kartu), juga anime ini memiliki grafik yang cukup memuaskan.
Namun, bagi yang tidak suka efek CG di anime, mungkin akan sedikit terganggu. Alasannya, hampir setiap battle, efek CG nya ada.
Saya sendiri juga sebenarnya kurang suka, dengan anime yang bercampur dengan efek CG. Kesannya tuh ya, kurang greget aja seni animasinya. Namun untuk efek-efek tertentu sih, saya maklumi. Seperti untuk efek kendaraan berjalan, dan lain-lainnya yang intinya hanya untuk backgroundnya. Bila efek CG itu dicampur ke adegan battle atau pergerakan karakternya, baru saya kurang srek. Karena menurut saya itu nanggung.
Dengan kata lain, kalau mau CG, ya CG sekalian, jangan setengah-setengah gitu. Tapi untuk anime ini, saya rasa tidak begitu mengganggu. Karena efeknya cukup menyatu dengan animasinya, tidak seperti anime Arifureta, itu sangat menggangu banget – menurut saya.
Mungkin langsung saja ke sinopsisnya, ya! Untuk komentar saya tentang anime ini, bisa simak dibawahnya.
Sinopsis Zenonzard: The Animation
Diadaptasi dari game smartphone ZENOZARD yang dibuat oleh Bandai.
Tahun 20XX. Manusia disebut <Concord> dan AI teknologi kecerdasan buatan yang mutakhir disebut <Codeman>, bergabung menjadi sebuah TIM demi bersaing dalam permainan kartu ZENOZARD.
Orang-orang banyak yang berpartisipasi di kejuaraan dunia, THE ZENON.
Suatu hari, Azuma Souta, seorang siswa SMA, ditantang oleh seorang wanita misterius, Eilietta Lash. Dia adalah Codeman dan ingin bergabung dengan Souta untuk berpartisipasi dalam THE ZENON.
Lawan pertama Souta dan Eilietta ternyata adalah pemain super terkenal Saionji Shion, yang satu sekolahan dengan Sota. (Sumber: neonime.net)
Sedikit Komentar Untuk Zenonzard: The Animation
Sedikit komentar saya tentang anime ini. Untuk segi cerita, mungkin agak mainstream. Karakter utama, Souta, pada awalnya terpilih untuk menjadi Concord, atau player.
Awalnya Souta menolak karena trauma masa lalunya. Nah, disini saya kurang suka dengan karakter utamanya. Alasannya adalah, kasus seperti ini seringkali terjadi di anime-anime seperti ini, yang memiliki bakat atau skill hebat, namun memilih untuk berhenti bermain dengan alasan yang sepele.
Ya kamu bayangin aja, alasannya Souta awalnya menolak adalah karena, dulu saat dia bermain Zenonzard, dia selalu menang. Dan karena teman-temannya kalah terus, maka Souta dijauhi teman-temannya. Nah karena Souta nggak mau dijauhi, akhirnya Souta memilih untuk mengalah setiap bermain Zenonzard. Hingga akhirnya ia merasa jenuh, sakit hati, dan memilih untuk berhenti atau bermain seorang diri saja.
Nah, sangat sepele dan kurang masuk akal saja, kan? Kesannya kayak maksa di suruh trauma banget, gitu. Ya tapi saya kurang tahu juga, apakah di dunia nyata ada orang yang seperti Souta?
Menurut saya, jika memang harus Souta menolak untuk menjadi Concord, harusnya dibuat lebih ekstrim, kek. Misal, Souta tidak mau menjadi Concord, karena dia dulunya mengalami hal yang buruk – seperti temannya bunuh diri gara-gara kalah terus dari Souta, atau bisa juga dibuat Souta tidak memiliki pengalaman samasekali bermain Zenonzard, hanya saja ia menyukai Zenonzard. Ya pokoknya apa kek, biar nggak kelihatan maksa banget.
Dan jujur, saya kurang suka dengan karakter utama yang seperti itu. Padahal dia punya skill yang hebat, suka dengan hal tersebut, namun berhenti atau nggak mau terjun lagi dengan hal yang disukainya. Seperti anime Area no Kishi. Jadi kesannya, si karakter utamanya nggak menginspirasi banget, gitu. Tapi ya, penilaian orang beda-beda.
Penggambaran Karakter
Untuk penggambaran karakter, karena ini bercampur dengan efek CG, jadi karakternya mirip dengan anime CG / 2.5D (menurut sudut pandang saya). Dan mungkin karena itu juga, jadi efek CG nya bisa agak menyatu dengan efek animasinya.
Coba saja kamu bandingkan dengan anime Arifureta, dimana penggambaran karakternya 2D, dan ketika melawan monster, monster nya menggunakan efek CG, disitu terlihat jelas kejanggalannya. Ya intinya kurang menyatu. Jadi, saya cukup memaklumi anime Zenonzard.
Kemudian untuk karakter ceweknya, jujur, saya hampir sulit membedakan. Karena, hampir semua cewek digambar dengan gaya yang sama, hanya gaya rambut dan penampilan saja yang berbeda. Ini seperti anime Black Clover, yang mana hampir semua karakter cewek, mukanya sama semua.
Cerita Kayak Maksa
Terlepas dari hal yang saya sebutkan di atas, episode prolog (0) nya, itu saya merasa ceritanya kayak dipaksain agar langsung masuk ke cerita utamanya. Saya paham, ini mengejar durasi. Tapi harusnya, bisa lebih sedikit menggambarkan situasinya, agar benar-benar memikat penonton, seperti Tate no Yuusha.
Memang, dibanding dengan Tate no Yuusha, anime Zenonzard memiliki durasi agak pendek, hanya 27 menit untuk episode prolog nya. Sedangkan Tate no Yuusha, memiliki durasi sekitar 45 menit.
Namun menurut saya, tetap saja itu tidak bisa dijadikan alasan untuk mempersingkat prolog nya. Karena prolog itu hal yang sangat penting.
Jadi dalam episode 0 atau prolog, disitu yang tertulis di sinopsisnya terangkum semua.
Lebih jelasnya seperti ini: Souta terpilih menjadi Concord, kemudian ia bertemu Eilietta, yang merupakan AI atau disebut juga Codeman. Eilietta meminta Souta untuk menjadi partner nya dengan menjadi Concord. Souta awalnya menolak.
Eilietta terus membujuk Souta agar bersedia, dan akhirnya Souta bersedia. Kemudian Eilietta mencari lawan pertama mereka, dan terjadilah pertemuan dengan seorang gadis master terkenal The Zenon, Shion.
Souta bermain penuh dengan semangat, hingga bisa menekan Shion. Namun tiba-tiba dia memutuskan untuk mengakhiri gilirannya, karena teringat masa lalunya.
Jadi disitu Souta digempur habis-habisan oleh Shion. Namun berkat Eilietta terus membujuknya, akhirnya Souta bangkit kembali dan memenangkan pertandingan.
Nah, dari itu semua, menurut saya agak maksain. Coba aja kamu tonton dan perhatikan baik-baik.
Karena menurut saya, akan lebih baik jika di prolog di fokuskan pada masalah Souta dengan permainan The Zenon, atau memperkenalkan permainan The Zenon nya. Dengan kata lain, jangan langsung terburu-buru ke inti cerita. Ya intinya seperti itulah…..
Yang jelas, ini hanya pendapat saya saja. Saya tidak mengatakan anime ini jelek atau apapun. Namun, karena saya sudah menulis tentang anime ini cukup panjang, maka dengan kata lain, saya rekomendasikan anime ini untuk kamu tonton. Biar, kamu juga bisa memiliki pendapat sendiri mengenai anime ini.
Toh saya juga tertarik untuk mengikuti ceritanya. Dengan kata lain, anime ini masuk daftar tontonan anime musim gugur 2019 saya. Jadi, selamat menonton….