Anime Pluto
Pada tanggal 20 Oktober, di Toranomon Hills Station Tower Tokyo, kami menghadiri acara pemutaran perdana anime Pluto yang sangat ditunggu-tunggu. Anime ini berdasarkan karya ciptaan penulis Naoki Urasawa, yang telah dikenal karena karyanya yang luar biasa seperti Monster dan 20th Century Boys. Setelah sepuluh tahun menantikan, akhirnya, Pluto mendapatkan adaptasi yang pantas, tetapi bagaimana semua ini terjadi? Inilah yang akan kita ungkapkan dalam artikel ini.
Selama satu dekade yang luar biasa panjangnya, kita telah menantikan dengan penuh antusiasme tiba-tiba Pluto muncul di layar kita, terutama setelah memenangkan Hadiah Budaya Tezuka Osamu yang prestisius. Penulisnya, Naoki Urasawa, tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya ketika dia mengingat kembali perjalanan panjang menghidupkan Pluto.
Anime Pluto Proyek Film yang Sulit
Proyek ini dimulai dengan pembahasan tentang membuat sebuah film dengan durasi dua jam. Ini ternyata adalah tugas yang sangat sulit, mengingat bahwa keseluruhan sembilan volume manga Pluto tidak akan muat dalam slot waktu yang terbatas itu. Urasawa ingin menciptakan sebuah film sesuai dengan visinya, yang mengharuskan pengubahannya menjadi serial anime setelah berdiskusi secara mendalam dengan produser saat ini, Masao Maruyama. Urasawa melihat peran yang dimainkan oleh platform media seperti Netflix dalam mengubah lanskap, dan dia yakin mereka telah menemukan format yang paling ideal untuk adaptasi anime Pluto ini.
Masahide Fuji dan Yoko Hikasa, yang bertanggung jawab memberikan suara pada karakter-karakter seperti Gezihito dan Astro Boy, berbicara dengan jujur tentang tantangan dan tekanan yang datang ketika memerankan karakter ikonik ini.
Fuji, yang juga dikenal karena perannya sebagai suara Joseph di Blade Runner: Black Lotus, awalnya mendekati perannya dengan pendekatan yang lebih mekanis dan robotik. Namun, direktur dan staf produksi merekomendasikan pendekatan yang lebih manusiawi. Sementara itu, Toshihiko Seki, yang memberikan suara Pluto, berbicara tentang kesulitan dalam menyampaikan emosi pada karakter yang lebih sering berkomunikasi melalui geraman.
Kehadiran Mengejutkan Rio Uchida
Puncak acara pemutaran anime Pluto adalah munculnya tiba-tiba Rio Uchida, seorang idola Gravure terkenal asal Jepang. Dia berbagi kebahagiannya saat menonton video Pluto, yang membawanya kembali ke masa sekolah menengahnya ketika dia pertama kali menemukan serial ini.
Pesan Berarti dari Naoki Urasawa Untuk Anime Pluto
Urasawa sendiri terkesan melihat karakter-karakternya menjadi hidup. Penampilan para pengisi suara membuatnya yakin bahwa karakter-karakter itu benar-benar mengalami emosi yang awalnya dia tuangkan saat menulis manga. Yoko Hikasa juga menggarisbawahi betapa pentingnya nuansa dalam menghubungkan kata dan emosi dalam akting suara.
Pesan dari Naoki Urasawa pada akhir acara sangat mendalam. Ia merenungkan sejarah asal karyanya, “The Greatest Robot on Earth,” yang ditulis selama Krisis Rudal Kuba pada tahun 1964. Urasawa menyoroti kesamaan antara era tersebut dan awal tahun 2000-an saat ia mulai menulis Pluto, yang gejolak oleh peristiwa seperti Perang Irak dan ketidakpastian. Ia berpendapat bahwa anime Pluto menggali pertanyaan-pertanyaan abstrak tentang kehidupan manusia, tema-tema yang pertama kali diperkenalkan oleh Osamu Tezuka dalam episode asli Astro Boy. Urasawa berharap bahwa penonton akan menemukan makna yang mendalam dalam anime ini, melebihi sekadar hiburan.
Kesimpulan
Penayangan perdana anime Pluto berhasil memperlihatkan ikatan emosional yang kuat antara penulis Naoki Urasawa dan karyanya. Meskipun menunggu selama 10 tahun adalah waktu yang lama, ini juga merupakan bukti kesabaran penulis manga dalam menunggu adaptasi yang sesuai. Dengan dedikasi para pengisi suara dan kebijaksanaan Urasawa, anime ini menjadi tontonan yang wajib di bulan ini. Jadi, pastikan Anda tidak melewatkan eksklusifnya di Netflix mulai tanggal 26 Oktober.
