Masalah migrasi hosting blog dari Blogger (Blogspot) ke WordPress self-hosting, bukanlah sesuatu hal yang baru di dunia blogging. Umumnya, para master bloger yang sudah lama menggeluti dunia blogging, pasti rata-rata pernah melakukan migrasi hosting blognya. Lantas, apa masalah yang menyebabkan migrasi itu terjadi?
Sebelum saya melanjutkan pembahasan yang sangat menarik ini, saya ingin menekankan bahwa artikel ini tidak ada maksud apapun untuk menyinggung atau menjelekkan platform blogging manapun. Ini murni dari keresahan hati saya saja sebagai penulis. Jadi, mari kita lanjutkan!
Fenomena migrasi dari paltform Blogger ke WordPress self hosting atau WordPress permium, awalnya bukanlah sesuatu hal yang menyilaukan untuk saya. Saya mengira kedua platform sama saja, dan yang membedakan mereka hanya fitur-fiturnya saja.
Sebelumnya, saya sudah merasakan bagaimana mengelola blog dari kedua platform ini. Menurut saya (pada waktu itu) yang mementingkan kemudahan dan kesederhanaan dalam mengelola blog, saya lebih condong ke Blogger. Alasannya, Blogger lebih mudah diakses dan dikelola melalui Hp, dan terlebih, tidak ada kekhawatiran soal keamanan blog dan juga ruang penyimpanan hosting, karena semuanya Google yang urus.
Disamping itu, kita juga tidak perlu direpotkan oleh update pembaruan dari plugin-plugin, dan tentunya tidak ada biaya untuk hosting, paling hanya memikirkan untuk memperpanjang domain. Ya, tentunya masih banyak hal lain lagi yang membuat saya lebih dominan memilih Blogger.
Tiga tahun mengelola blog di Blogger, sama sekali tidak ada masalah yang serius terhadap kesehatan situs. Nyaman rasanya karena hanya cukup memikirkan posting artikel, update artikel lama, dan optimasi on page serta off page. Pendapatan dari AdSense pun lumayan untuk biaya hidup. Namun ternyata itu tidak berlangsung lama.
Sebelum Migrasi Dari Blogger Ke WordPress
Tiga tahun mengurus blog di paltform milik Google tersebut, baru pertama kali rasanya saya mengalami dilema. Puncaknya, setelah kabar mengenai Google Search update algoritma inti terbaru, yang juga disaat hampir bersamaan menjelang lebaran kemarin. Dari situ, blog saya seperti mengalami sebuah kutukan, dimana trafik terus merosot dan alhasil pendapatan iklan pun juga ikut turun, bahkan beberapa bulan pendapatan AdSense saya jauh dari ambang batas pembayaran. Cukup membuat depresi, bukan?
Kesana-kemari saya mencari solusi, tak juga kunjung menemui jawaban. Tanya ke bloger yang cukup berpengalaman, dia bilang itu murni karena update algoritma, dan biasanya paling lama sebulan kemudian trafik akan kembali stabil. Namun nyatanya, meskipun saya terus update artikel setiap hari trafik terus turun higga lebih sebulan. Lantas, apa yang terjadi?
Permasalahan ini cukup membingungkan untuk saya yang masih awam soal seperti ini. Saya terus mencoba untuk mencari insight, ada beberapa hal yang menjadi kesimpulan. Saya pun mencoba membenahi namun hasilnya tetap sama, saya belum puas, karena artikel saya semakin sulit muncul dihalaman Google.
Ya, saya tahu, semua tidak mungkin terjadi dalam waktu yang cepat. Trafik blog turun, maka itu perlu waktu untuk membuatnya kembali stabil. Tapi, jawaban yang saya dapatkan dari hasil Googling maupun tanya ke berbagai forum, samasekali tidak membuat saya puas. Saya pun terus berasumsi bahwa ini pasti ada sebuah kesalahan!
Lantas, apa kesalahannya? Saya tidak bisa berhipotesis begitu saja tanpa adanya bukti yang sedikit masuk di akal. Saya terus mencari dan mencari fakta tersebut, yang membuat blog saya seperti terkurung dalam sebuah penjara. Dari 1700 artikel, lalu lintas trafik hanya datang dari sekitar 50 – 100 lebih artikel. Cukup gila, kan?
Mungkin beberapa dari Anda menganggap saya bergurau atau berbohong. Tapi ya, itu faktanya. Saya tidak bisa memberikan bukti statistik karena pada saat itu saya tidak sempat men-screenshoot statistik dari blog saya. Ini hanya bila Anda percaya saja.
Google SandBox Pun Muncul Dugaan Sebagai Penyebab Utama Trafik Blog Turun
Setelah cukup lama saya mencari-cari fakta yang valid, akhirnya muncul dugaan bahwa blog saya terkena Google SandBox, walaupun saya belum tahu pasti apa itu Google SandBox? Akan tetapi, menurut dari beberapa artikel yang saya baca, Google SandBox itu semacam penjara Google, yang memungkinkan beberapa artikel dari blog tidak di munculkan di halaman pertama Google. Ya, semacam penalti Google.
Kemudian saya direkomendasikan untuk mengecek blog saya, apakah positif terkena atau tidak? Saya disuruh untuk men-submit link blog saya disitus penyedia tool pengecekkan Google SandBox, dan hasilnya positif terkena. Well, saya semakin frustasi dan hampir menyerah!
Tapi tunggu! Pembicaraan ini sepertinya mulai lari dari jalur tema pembicaraan kita. Ya, saya tahu! Ini cukup melenceng dari apa yang ingin saya bahas. Tapi, ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan saya pindah dari Blogger ke WordPress. Jadi, mungkin ini cuckup membantu Anda.
Mulai Berfikir Untuk Migrasi Dari Blogger Ke WordPress Selh-hosting
Sempat menyerah dengan kondisi blog saya yang sangat mengenaskan, dan saya yang memutuskan untuk menjadi full-time bloger pun mulai risau. Apakah saya harus kembali bekerja? Pikiran-pikiran penuh ketakutan pun terus menghampiri. Tapi, semakin saya merasa panik, disitu saya semakin merasa penasaran.
Saya mencoba untuk menenangkan diri dan menatapi blog saya yang terjatuh itu. Kemudian terlintas dipikiran saya untuk kembali memulai dari awal. Ya, saya mulai dari awal, tapi tidak menghapus blog tersebut dan membuat blog baru lagi. Saya hanya kembali melakukan blogging seperti biasa, seperti saat pertama mengenal dunia blog. Saya anggap blog saya yang down itu sebagai blog baru yang masih lugu.
Disamping saya terus melakukan update, saya juga kembali belajar soal optimasi blog yang baik dan benar, supaya blog saya bisa bangkit lagi dan tidak terjatuh lagi.
Dan pada akhirnya saya menemukan sebuah artikel yang sangat, sangat menarik. Didalamnya membahas sebuah pembuatan blog dari awal dan mengharuskan untuk menggunakan WordPress self-hosting, dan wajib WordPress self hosting, bukan Blogger. Saya tertarik untuk melanjutkan membaca sampai akhir, karena saya benar-benar skeptis dengan itu.
Lebih lanjut artikel itu mengatakan bahwa, halaman pertama Google, terlebih posisi satu, itu didominasi oleh blog WordPress, khususnya untuk tahun ini. Sebagai buktinya, penulis itu didalam artikelnya meminta untuk mengecek halaman pertama Google dengan berbagai macam kata kunci.
Karena semakin penasarannya, saya pun melakukan pengecekkan. Katakanlah untuk uji cobanya 10 kata kunci, dan dari kesepuluh kata kunci itu, saya catat ada berapa kata kunci di SERP Google khususnya di page one yang dikuasai oleh blog WordPress? Hasilnya cukup membuat saya terdiam dan mengangguk.
Saya tidak tahu apakah karena chache di browser saya atau memang benar, hampir dari kesepuluh kata kunci itu dikuasai oleh blog berbasis WordPress self-hosting. Namun, saya coba pakai beberapa browser yang lain pun tetap sama – tentunya sudah saya bersihkan chache nya. Seingat saya posisi pertama di page one Google dikuasai oleh blog WordPress. Ada Blogger, tapi sekitar di urutan 2 kebawah.
Semakin Tertarik Untuk Migrasi Ke WordPress
Lalu, apakah saya langsung migrasi dari Blogger ke WordPress self hosting? Tentu saja tidak! Saya masih skeptis dan terus mempelajari beberapa kasus, dengan membandingkan kualitas konten dan juga terus searching berbagai kata kunci untuk mematahkan mitos bahwa posisi pertama page one Google dikuasai oleh WordPress.
Hasilnya pun cukup membuat saya bingung. Jika Google memilih kualitas konten, ada beberapa artikel dari Blogger yang menurut saya kualitasnya sangat terjamin, begitupun sebaliknya, tidak sedikit juga blog dari WordPress yang artikelnya menurut saya kurang berkualitas, tetapi bisa berada di posisi pertama. Ini cukup heran buat saya. Ya, mungkin karena DA dan PA nya yang berbeda atau semacamnya.
Karena saking penasarannya, saya sampai-sampai membuat diskusi di sebuah grup di Facebook dengan tema halaman pertama Google dikuasai oleh WordPress. Dari beberapa member yang menjawab, semuanya hampir tidak mempercayai pertanyaan saya, dengan memberikan beberapa amsumsinya, beberapa juga sedikit men-iyakan pertanyaan saya. Alasannya, kare, memang saat ini banyak bloger yang berhosting di Blogger / Blogspot, mengalami penurunan trafik, dan beberapa artikel unggulannya juga mulai tergeser oleh blog ber-hosting WordPress.
Mantap Memutuskan Untuk Migrasi Dari Blogger Ke WordPress
Setelah cukup puas dengan jawaban yang saya dapat dari hasil searching maupun berdiskusi di sebuah forum, akhirnya saya mulai merenung untuk mulai meng-upgrade blog saya. Namun disini saya tekankan, bahwa kepindahan blog saya dari Blogger ke WordPress, bukan semata-mata karena pernyataan di atas.
Saya memiliki pendapat lain soal itu. Dan alasan kenapa saya memilih untuk migrasi adalah karena, saya merasa bahwa jika saya memutuskan untuk memulai membangun blog saya yang sedang down ini dari awal lagi, maka sebaiknya saya pindah hosting. Disamping tampilannya berubah total, juga terlihat sedikit ada peningkatan. Saya jadi lebih semangat lagi untuk mengelola blog saya.
Tapi, tidak menutup kemungkinan juga pernyataan di atas menjadi salah satu faktor pendukung saya memilih migrasi Blogger ke WordPress. Pasalnya, saya memiliki pandangan bahwa Blogger sedikit terlambat untuk memanjakan usernya.
Sebagai contoh dalam hal template, Blogger menambahkan template gratis berapa tahun sekali? Memang, kita bisa membeli template dari orang lain. Namun menurut saya, jika lebih banyak template gratis bawaan Blogger yang tersedia dan juga di update secara berkala mengikuti perkembangan algoritma Google seperti di WordPress, mungkin pengguna Blogger bisa semakin banyak. Ya namanya juga gratisan.
Akan tetapi di WordPress, biarpun WordPress gratisan, mereka benar-benar memanjakan penggunanya dengan terus menawarkan template-template blog premium maupun gratis, dan walaupun gratis tetap mendapatkan update teratur.
Terlepas dari itu yang membuat saya semakin matang memilih untuk migrasi adalah, di WordPress saat ini, semakin banyak plugin-plugin pendukung SEO, yang memungkinkan kita bisa memaksimalkan kualitas konten. Nah, dari sini saya tanpa ragu langsung memutuskan untuk migrasi ke WordPress.
Baca Artikel Lainnya: Cara Membuat Blog WordPress Gratiss
Kesimpulan
Itulah beberapa faktor pendukung mengapa saya memilih untuk migrasi Blogger ke WordPress. Tentunya masih banyak yang ingin saya ceritakan. Namun karena ini sudah cukup panjang, jadi saya akhiri sampai disini dulu.
Pada intinya, alasan saya melakukan migrasi bukan semata-mata karena saya meyakini bahwa Blogger kalah sama WordPress. Karena saya yakin pihak Google tidak pilih kasih dalam menentukan konten mana yang layak di tampilkan dihalaman depan. Dan juga pasti akan ada update dari pihak Blogger supaya penggunanya semakin betah.
Dan juga bagi Anda yang masih ber-hosting di Blogger, jangan hanya karena membaca tulisan saya lantas langsung bergegas migrasi ke WordPress. Dan jikalaupun iya, maka itu harus dipastikan dengan matang. Sehingga nantinya tidak menyesal. Salam blogging!