Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire, merupakan movie ke 23 (2019) dari seri film layar lebar Detective Conan, yang merupakan karya asli dari Aoyama Gosho. Dalam film ini, ada beberapa hal yang sangat mengagumkan bagi saya. Oleh karena itu, saya tertarik sekali ingin menulis review-nya. Mungkin agak telat, tapi sekaranglah saya sempat menulis ini.
Ya halo pembaca Im4j1ner dan pecinta anime, khususnya anime Detective Conan. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya 12 April, Detective Conan The Movie 23 telah mengudara di Jepang, dan di internasional. Ya walaupun tidak serentak, tapi tiap-tiap negara memiliki jadwal perilisan sendiri.
Seperti halnya di Indonesia, movie ke 23 ini ditayangkan pada sekitaran bulan Juli / Agustus di CGV. Dan di situs-situs gratisnya, baru-baru ini. Nah jadi, bagi kamu yang belum sempat nonton, sekarang bisa nonton dengan gratis filmnya.
Review Anime Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Baiklah, dibanding berlama-lama berbasa-basi yang membuat tulisan ini jadi ngaco, lebih baik saya langsung saja ke review saya. Akan tetapi, jika pendapat saya kurang selaras dengan pendapat kalian, kalian jangan baper, ya! Karena tiap-tiap orang memiliki pendapatannya masing-masing. Dan sekarang, biarkan saya berbicara!
Latar Belakang Cerita Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Seperti yang tertulis pada sinopsis nya yang saya tulis beberapa waktu yang lalu, movie kali ini berlatar belakang di Singapura. Ini benar-benar nuansa yang agak berbeda atau mungkin sangat berbeda? Terserah dari kalian.
Awalnya saya bertanya-tanya, mengapa mereka sampai memilih Singapura? Apakah cerita kali ini benar-benar berbeda dari film-film sebelumnya sampai-sampai harus ke Singapura? Atau…. Mereka hanya berniat memancing minat penonton saja, sedangkan ceritanya sama saja seperti yang sudah-sudah?
Tapi, namanya juga dugaan, jadi belum terbukti sepenuhnya filmnya seperti apa, sebelum melihatnya langsung.
Akan tetapi, setelah melihatnya, saya cukup puas dengan mereka memilih Singapura sebagai latar dari ceritanya. Karena selain lebih mengetahui tentang Singapura, juga kita dibawa ke nuansa dimana kita sendiri merasa seperti ada di sana.
Dengan maksud lain, setelah melihat filmnya, saya jadi merasa bahwa saya pernah ke sana, dan sekarang saya sedang di sana. Kalian tahu? Mereka benar-benar mengambil pemandangan yang indah dan keren dari Singapura – ya bukan berarti saya tidak cinta Indonesia, ya! Ini tidak ada hubungannya samasekali.
Efek Visual Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Untuk efek visualnya, ini hampir tidak jauh beda dengan film Detective Conan ke 22, yang ada Zero Onii-san nya. Namun biar bagaimanapun, mereka semakin membuat canggih efek visualnya, sehingga saya merasa ini cukup selaras dengan tema yang dibawakan Detective Conan.
Ya tentu kalian tahu kan, bahwa Detective Conan itu selain cerita tentang detektif, juga selalu menampilkan peralatan teknologi yang canggih, milik profesor Agasa. Jadi dengan kata lain, sangat tidak relevan jika efek visualnya biasa-biasa saja, kan?
Pokoknya untuk efek visual, saya rasa ok!
Plot Cerita Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Untuk alur cerita atau plotnya, saya rasa hampir tidak ada bedanya dengan yang sudah-sudah. Nah, disini saya awalnya merasa kecewa. Kenapa mereka jauh-jauh ke Singapura hanya untuk membuat film dengan plot yang sama dengan sebelumnya? Jika kalian perhatikan, di film ke 23 ini saya rasa agak berkiblat ke yang movie ke 22 nya, Zero the Enforcer.
Iya saya tahu ceritanya beda dan latar belakangnya juga beda. Tapi maksud saya itu, plot nya hampir sama, terlebih penggunaan efek visual nya yang juga sama. Membuat saya merasa kurang tertarik di awal cerita.
Pada awal cerita, disitu kita langsung dibawa ke Singapura yang kemudian dilanjutkan dengan kasus pembubuhan dan pemboman. Ya seperti yang pernah saya bilang, di setiap filmnya, Detective Conan itu tidak jauh-jauh dari ledakan. Pantas saja kan saya merasa sedikit kecewa?
Namun setelah itu kita sedikit dihibur dengan adegan Conan yang meminta obat penawar kepada Haibara, dan Haibara menolaknya. Disitu saya tidak kecewa. Karena dalam segi humor, Detective Conan memang cukup renyah, walau terbilang biasa saja.
Saya suka dengan karakter Haibara yang seperti seorang ibu-ibu, suka memarahi anak-anak dan juga suka melarang profesor atau Conan. Pokoknya saya suka Haibara yang seperti ini.
Nuansa Romansa Yang Menyejukkan
Dalam film ini, kita akan dihibur dengan komedi romantis antara Ran dan Kid yang menyamar menjadi Shinichi, kemudian Sonoko dengan si atlit karate Makoto Kyogoku, sedangkan Conan? Ya dia menyamar jadi orang lain disini, jadi dia hanya pemeran pendukung.
Meski begitu, saya sedikit dibuat senyum-senyum sendiri melihat adegan dimana Ran dan Kid berenang di kolam renang dan kemudian Conan cemburu melihatnya.
Kombinasi Kid Dan Conan
Kalau boleh jujur sih, saya lebih suka kombinasi ini dibanding Conan dan Hatori atau dengan Detective lainnya. Apa yang mendasarinya?
Cukup simpel! Alasannya karena Kid bukan Detective. Dengan kata lain, ini kombinasi yang cukup sempurna menurut saya. Karena bila Conan berduet dengan Detective lainnya, entah itu Hatori maupun Zero, itu kurang menarik, karena mereka hanya saling bertukar hipotesis.
Sedangkan bila sama Kid, maka Kid yang mencari petunjuk sedangkan dia menyuruh Conan untuk mengatasinya.
Selain itu, humor diantara mereka berdua memang selalu yang terbaik, menurut saya. Ini juga terjadi pada movie ke-14 THE LOST SHIP IN THE SKY di tahun 2010.
Konflik Yang Tak Terduga Di Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Di awal saya bilang agak kecewa dengan ceritanya. Setelah film berjalan setengah dari durasi yang sudah ditentukan atau mendekati akhir cerita, disitu saya diberikan sesuatu yang kagum atau lain dari biasanya.
Seperti Kid mendapat tembakan yang serius, yaitu dari polisi setempat maupun pemeran pendukung antagonis. Saya baru melihat polisi yang seserius itu menyerang Kid – atau mungkin sudah pernah sebelumnya? Yang jelas, saya melihat ini sesuatu yang baru dan membuat saya menggelengkan kepala, tidak percaya bahwa mereka meningkatkan kualitas konfliknya.
Selain itu, penyerangan terhadap Sonoko juga terbilang cukup greget. Mungkin kasus seperti ini sering ada di film-film aksi lainnya. Namun saya melihat ini lebih greget, karena Makoto pada saat itu sedang dibawah sugesti tuan Lowe yang merupakan karakter utama antagonis di film ini. Kalau belum nonton, kamu tidak akan paham yang saya maksud.
Penutup Review Anime Detective Conan The Movie 23 The Fist of Blue Sapphire
Nah, itulah mungkin yang bisa saya tulis untuk movie Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire. Pada intinya di movie kali ini, saya melihat bahwa Detective Conan mulai bergerak keluar dari zona nyaman atas plot ceritanya.
Penyelidikan kasus yang lumayan panjang dan menegangkan, ditambah jebakan-jebakan yang dipasang untuk menyudutkan Kid, benar-benar suatu pemikiran yang luar biasa.
Walau misteri kasus pembubuhan tidak terlalu menonjol disini, namun tambahan aksi tembak-menembak yang tersaji benar-benar seperti merubah konsep Detective Conan. Pokoknya, saya suka movie yang ke 23 ini. Mungkin saya akan menonton lagi untuk merevisi apa yang saya tulis disini.