Foto: istimewa
Jakarta – Seminggu mendatang, tepatnya pada 4 Januari, nasib Qualcomm terkait somasi terhadap model bisnis mereka akan ditentukan di pengadilan Amerika Serikat. Begini penjelasannya.
Model bisnis yang dimaksud ialah di mana Qualcomm mendapat pemasukan dari setiap ponsel dengan teknologinya yang laris terjual, dengan persentase tertentu tentunya. Model bisnis inilah yang digugat oleh perusahaan menyerupai Apple, Samsung, dan Intel.
Menurut mereka, Qualcomm seharusnya menerapkan tarif sesuai harga komponen spesifik yang memakai teknologi tersebut, bukan harga total ponsel, demikian dikutip detikINET dari Phone Arena, Jumat (28/12/2018).
Qualcomm sendiri membolehkan kompetitornya menyerupai Intel, Samsung, dan Mediatek untuk memakai patennya tanpa biaya lisensi alasannya ialah mereka membayar Qualcomm sesuai dengan nilai penjualannya.
Baca juga: Gugat Qualcomm, LG Gantikan Samsung
|
Menurut Federal Trade Commission (FTC), model bisnis ini ialah bab dari rencana Qualcom untuk memonopoli bisnis tersebut. FTC juga menuduh Qualcomm menerapkan tarif lisensi yang murah bagi Apple supaya mereka memakai modem Qualcomm di iPhone keluaran 2011-2016.
Hakim Lucy Koh juga sudah menganulir penggunaan modem Intel oleh Apple sebagai bukti untuk memperkuat Qualcomm di pengadilan. Hakim Koh — yang juga hakim di persidangan Apple vs Samsung — menyebut paten Qualcomm sebagai paten standar yang seharusnya dilisensi dalam hukum Fair, Reasonable and Non-Discriminatory (FRAND).
Sebagai informasi, paten standar di sini maksudnya ialah paten esensial yang diharapkan pabrikan untuk mencapai standar teknis tertentu.
FTC sendiri mendaftarkan somasi terhadap Qualcomm ini pada Januari 2017 yang lalu diikuti oleh somasi oleh Apple. Kemudian pada Oktober 2018 Qualcomm menyebut Apple berutang USD 7 miliar dalam bentuk biaya lisensi.
Sumber detik.com