Aplikasi kloningan yang menyamar sebagai aplikasi resmi sampai ketika ini masih menjadi problem yang menghantui Google Play Store, bahkan berpotensi lebih merusak. Aplikasi atau game kloningan terlihat dan ‘bertingkah’ ibarat aplikasi sungguhan, dan sering bertujuan untuk membuatkan malware.
Meski Google sudah melaksanakan upaya terbaiknya dengan rutin melaksanakan ‘bersih-bersih’, tetap saja selalu ada celah yang dimanfaatkan para pengembang aplikasi ini untuk tetap bisa masuk.
Hal itu sudah dibuktikan oleh pihak Google, dimana pada Desember 2018 kemarin, hasil ‘razia’ yang dilakukan Google mendapati ada 22 aplikasi ‘tuyul’. Disebut tuyul, alasannya aplikasi ini menyedot baterai dan kuota internet ponsel si pengguna. Aplikasi ini juga sanggup mencuri data kredensial.
Dikutip dari Detik dari VentureBeat, Senin (21/1/2018), ada lebih dari 100 kloningan aplikasi di Google Play, bahkan sebelum aplikasi-aplikasi resminya dirilis.
“Setiap tahunnya, aplikasi-aplikasi besar akan selalu diikuti oleh serbuan versi kloningannya,” tulis laporan tersebut.
Ini merupakan perkara lama yang bahkan kita tidak lagi menyadarinya. Sebagian besar pengguna cukup percaya bahwa Google akan menempatkan versi orisinil sebuah aplikasi di hasil pencarian teratas di Play Store.
Masalah ini pun cukup sulit diatasi, alasannya dalam beberapa kasus, aplikasi ini terbilang legal, sehingga Google tidak sanggup berbuat apa-apa.
Mengapa aplikasi ini sanggup masuk ke toko aplikasi Google? Padahal, ibarat diketahui, Google akan menyeleksi terlebih dahulu aplikasi yang akan masuk di layanannya.
“Jadi, aplikasi tuyul ini pintarnya ketika ada di Play Store tidak mengandung malware. Update yang dikirimkan, barulah mengandung malware,” kata pengamat gadget Lucky Sebastian, beberapa waktu lalu.
Trik ini menciptakan aplikasi sanggup melenggang bebas masuk toko aplikasi dan bertindak sebagai ‘tuyul’ yang menjahili ponsel. Untuk mencegahnya, ada dukungan dari Google yang sanggup kita aktifkan.
“Google punya dukungan yang namanya Play Protect. Cara mengaktifkan dan mematikannya, buka aplikasi Play Store, tap menu, kemudian Play Protect,” Lucky merinci tahapannya.
Jika sudah, kalian akan menemukan tampilan ibarat di bawah ini. Aktifkan ‘Scan device for security threats’ dan ‘Improve harmful app detection’ dengan menggeser tombol ke kanan sampai berwarna hijau.
Foto: Lucky Sebastian |
“Secara berkala, Google akan ‘me-remote’ untuk scan aplikasi di smartphone kita yang ter-instal dan kemudian melaporkan, bahkan menghapus aplikasi berbahaya,” kata Lucky.
Sumber detik.com