(Foto ilustrasi drone: Photo by Diana Măceşanu on Unsplash)
Teknologi anti-drone kini hadir di dua bandara terbesar Inggris, ialah Gatwick dan Heathrow, menyusul bencana drone pada simpulan tahun 2018 lalu.
Dua bandara tersebut kabarnya merogoh kocek jutaan poundsterling semoga bisa mencegah drone nyasar. Hal itu tak lepas dari bencana yang melibatkan dua drone di akrab area bandara Gatwick menjelang Natal.
Saat itu Bandara Gatwick sempat harus ditutup selama tiga hari ketika puncak libur Natal sehingga menjadikan hampir 1.000 penerbangan dibatalkan dan hampir 140.000 penumpang terlantar.
Tidak diketahui persis teknologi anti-drone maca apa yang kini dipakai kedua bandara tersebut. Tapi juru bicara Gatwick menyampaikan bahwa pemilik bandara telah membeli sistem yang serupa dengan sistem yang dimiliki oleh militer Inggris. Alat ini telah dipasang ahad lalu. Juru bicara Heathrow juga mengkonfirmasi laporan pemberlian teknologi anti-drone tingkat militer.
“Keamanan penumpang dan kolega kami tetap menjadi prioritas utama kami. Bekerja sama dengan pihak berwenang terkait, termasuk Met Police, kami terus mencari teknologi terbaik yang membantu menghilangkan bahaya drone,” ujar juru bicara Heathrow, ibarat dikutip detikINET dari BBC, Selasa (8/1/2019).
Militer Inggris sendiri terpaksa dipanggil pemerintah dan memakai sistem Drone Dome untuk mengamankan Gatwick. Teknologi anti-drone buatan perusahaan asal Israel, Rafael, ini diklaim bisa mendeteksi dan memutuskan komunikasi antara drone dan operatornya.
Teknologi ini juga mempunyai jangkauan sampai beberapa kilometer dan memakai empat radar untuk menawarkan deteksi 360 derajat untuk mengidentifikasi dan melacak drone.
Kepolisian Inggris sendiri sampai ketika ini masih melaksanakan pemeriksaan dan belum menemukan pelaku sebenarnya. Pada 21 Desember 2018, kepolisian Sussex sempat menahan dua orang tapi keduanya kemudian dibebaskan sesudah memastikan mereka tidak lagi menjadi tersangka.
Sumber detik.com