Apple Sedang Goyang, Donald Trump Beri Tanggapan

Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: BBC WorldPresiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto: BBC World
Jakarta – Apple sedang disorot alasannya mengalami hal langka, turunnya proyeksi pendapatan kuartal I 2019 dan valuasi terjun bebas. Bagaimana jawaban presiden Amerika Serikat, Donald Trump, soal salah satu raksasa teknologi negaranya itu?

Ia terindikasi tidak terlalu peduli dengan kabar goyangnya Apple. Sebab, Trump menyatakan China ialah yang paling diuntungkan oleh Apple alasannya mereka menciptakan produknya di sana.

“Angka-angka Apple luar biasa dan mereka akan baik-baik saja. Apple ialah perusahaan yang hebat,” kata beliau yang dikutip detikINET dari CNBC.

Ia juga menilai tidak perlu khawatir terhadap dampak dari turunnya harga saham Apple pada ekonomi AS, alasannya sebagian besar gadget Apple dirakit di China.

“Aku menyampaikan pada Tim Cook, yang ialah temanku, yang saya sukai, buatlah produkmu di AS. China ialah yang paling untung dari Apple, lebih daripada kami. Karena mereka menciptakan produknya kebanyakan di China” papar Trump.

Anggapan Trump itu sesungguhnya pernah dibantah oleh Cook. Sang CEO Apple mengklaim beberapa komponen di produk Apple diciptakan di AS.

“Ada komponen iPhone yang dibentuk di AS. Kupikir ada kesalahpahaman, mereka hanya melihat produk selesai yang sudah dirakit dan berkata ini tak dibentuk di AS. Tapi di dunia global, kita mulai melaksanakan hal-hal di banyak sekali negara,” tandasnya.

Saham Apple terjun bebas mencapai hampir 10% pada Kamis (3/1), sehari sesudah Cook mengumumkan turunnya proyeksi pendapatan. Nilai saham Apple jadi USD 142,19 per saham ketika pasar ditutup dan merupakan nilai terendah semenjak bulan Juli 2017.

Berita terkait:   Mug Berisi Kopi Panas Ternyata Bisa Buat Nge-charge Hape Loh

Turunnya saham juga berimbas ke nilai valuasi. Perusahaan yang berbasis di Cupertino, AS ini terpaksa kehilangan USD 57 miliar (Rp 814 triliun). Menjadikan perusahaan yang sebelumnya sempat bernilai valuasi USD 1 triliun sekarang ‘hanya’ mempunyai valuasi di bawah USD 700 miliar.


Sumber detik.com