Ya halo pembaca! Ada kabar dari perusahaan internet ternama, Google. Kabar tersebut adalah kabar karyawan Google banyak yang mengundurkan diri.
Pengunduran diri karyawan Google
Baru-baru ini terdengar sebuah kabar yang mengejutkan. Dimana lusinan pegawai Google berbondong-bondong mengundurkan diri. Padahal di luaran sana banyak sekali orang-orang yang ingin kerja di perusahaan mesin pencari terbesar itu.
Mengutip detik.com (15/5/2018), Aksi resign massal ini didasari oleh proyek Google bersama Departemen Pertahanan AS.
Di ketahui proyek tersebut adalah Project Maven, yaitu sebuah proyek penelitian untuk mengembangkan algoritma computer vision, yang mampu menganalisa hasil rekaman video dari drone.
Dengan teknologi ini, analisis hasil video dari drone bisa dipercepat dengan cara mengklasifikasikan antara objek dan orang.
Alasan pengunduran diri karyawan Google
Sebelumnya, ribuan karyawan telah melakukan protes beberapa bulan yang lalu terkait proyek ini. Namun karena tak kunjung mendapat tanggapan, akhirnya mereka memutuskan untuk resign massal.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Alasan mereka mengundurkan diri tak lain adalah, mereka khawatir proyek tersebut akan di salahgunakan dan dipakai untuk melakukan hal-hal yang ofensif. Seperti dipakai untuk menentukan target serangan udara melalui drone.
Menurut para karyawan yang mengajukan protes tersebut, seharusnya manusialah yang menjadi penentu untuk serangan-serangan mematikan seperti itu, bukan kecerdasan buatan.
Berdasarkan informasi yang didapat, Google sendiri ikut serta dalam Project Maven ini sejak April 2017.
Namun sayangnya tak diketahui apa yang dikerjakan Google dalam proyek tersebut.
Meski begitu, dalam pernyataan resminya, perusahaan asal Mountain View, California, AS tersebut, mengungkapkan bahwa mereka memberikan akses terhadap software TensorFlow kepada Dephan AS.
Di lain sisi, beberapa karyawan yang mengajukan pengunduran diri tersebut menyatakan bahwa bosnya tak lagi transparan, perihal pekerjaan di proyek tersebut. Juga tak mendengar lagi saran dan protes yang dilontarkan oleh para karyawan.
Padahal, Google-lah yang mempopulerkan budaya di mana para karyawan bisa ‘menantang’ dan mendebat soal produk yang akan dibuat oleh perusahaan, demikian mengutip detikINET dari Gizmodo, Selasa (15/5/2018).
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});