Fenomena buaya makan manusia seperti tidak ada habisnya. Dan baru-baru ini juga di beritakan bahwa ada lagi manusia yang menjadi korban buaya, Jumat (13/7/2018), di Papua Barat tepatnya.
Hal inipun menjadi perhatian warga setempat. Pasalnya, ada seorang pengusaha di Jalan Bandara, SP 1, Kelurahan Klamalu, yang memiliki penangkaran buaya.
Nah, penangkaran buaya milik pengusaha itulah yang menjadi incaran warga. Warga yang merasa geram dan terancam dengan adanya penangkaran buaya tersebut, mereka lantas mengamuk dan membantai 292 ekor buaya yang ada di penangkaran itu.
“Harusnya penangkaran tidak di tempat terbuka dan jauh dari keramaian. Sebaiknya binatang seperti ini ditempatkan jauh dari lokasi pertanian ternak warga,” ungkap E Barmala, salah seorang warga setempat, seperti dikutip dari Kompas.com, Minggu (15/7/2018).
Mendengar kejadian seperti ini, salah satu presenter petualang yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi swasta Indonesia, Panji, ikut berkomentar mengenai fenomena ini.
Menurutnya tindakan seperti itu tidaklah bijak. Karena bagaimanpun juga, buaya-buaya tersebut punya hak untuk hidup.
“Lagi lagi… lagi dan lagi… kapan hewan hewan ini bisa hidup nyaman.. di hutan di bantai.. di penangkaran juga tetep di bantai.. mau nyalahin manusia saya juga manusia,mau nyalahin hewan mereka juga punya hak.. jadi siapa yang salah?? @animalstoriesindonesia.id andai hukum indonesia seperti negara tetangga,” tulisnya pada unggahan di akun Instagram miliknya.
Tak hanya foto, Panji juga mengunggah video pembantaian tersebut degan caption “1 kata.. tak ada hati!,” tulisnya.
Walaupun terkadang buaya meresahkan masyarakat karena terkenal bisa memakan manusia, Panji berasumsi bahwa sebenarnya manusia dan buaya bisa hidup berdampingan.
Ia pun kemudian mencontohkan tiga lokasi dengan populasi buaya terbanyak di alam, yakni di Sangatta, Kutai, Kalimantan a Timur. LaluLal kampung nelayan Muara Sabar, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi serta di Teluk Kota Palu.
Di sana manusia bisa berbagi tempat tinggal dengan sang predator air tanpa harus ada pembantaian masal.
“Konflik sering terjadi di mana manusia jadi korban buaya. Namun masyarakat seakan tau jika yang terjadi adalah kehendak tuhan dan sebuah musibah. Hinga kini jika kalian coba berkunjung ke daerah-daerah di foto tersebut, kalian masih bisa melihat di mana buaya liar bisa hidup berdampingan dengan manusia,” tulisnya.
Undangan foto dan video Panji pun menuai banyak tanggapan positif dari para netizen.
edi_putra99: Pengelola penangkaranya gimana dari segi pengamananya, dan sosialisasi pada warga skitar? yang perlu di garis bawahi buaya di tangkar soalnya hmpir punah apa keperluan bisnis? Maaf kalou salah hanya tanya.
edscwm: Kalo aja semua manusia punya pemikiran yang sama seperti ini, bisa berdampingan dengan satwa liar. Kaya nya hewan indonesia bahagia, dihargai hak nya dan dilindungi kaya hewan tetangga.
djarot_eko: Semoga gada lagi kejadian kaya di sorong, kami yg di kalimantan yg hdup dengan populasi buaya yang lumayan banyak pun masih punya toleransi terhadapnya sesama mahluk ciptaan tuhan.
Nah, kalau menurut kamu sendiri bagaimana dengan kejadian di atas? Tulis di kolom komentar, ya!