Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET
Bagi yang merasa takut robot akan menggantikan manusia, tenang, kita masih jauh dari masa depan menyerupai itu. Kalau berdasarkan Samsung, artificial intelligence (AI), masih dalam tahap awal untuk ketika ini.
Adalah Dr. Hongxia Jin, senior director of Samsung Research America Artificial Intelligence Center, yang menyampaikan Hal tersebut. Contohnya tampak pada kemampuan personal assistant ketika ini.
“Masih Banyak personal assistant yang tidak paham pekerjaannya. Ketika kita menawarkan instruksi, ia bisa saja tidak mengerti apa maksudmu,” ungkapnya ketika detikINET mengunjungi Samsung Strategy and Innovation Center di San Jose, California, Amerika Serikat.
Perempuan yang mengepalai seksi Natural Language Processing and Data Mining itu juga menyampaikan bahwa ketika ini pendekatan yang dilakukan oleh ajun virtual disebut dengan Narrow AI. Maksudnya, ia cantik dalam mengerjakan kiprah sederhana, namun terkadang masih belum tahu hal-hal yang diperlukan user.
Untuk itu, berdasarkan Jin, kecerdasan buatan, dalam hal ini yang tertanam di ajun virtual, harus berpusat pada user. Ia juga harus selalu berguru dari penggunanya.
Pusat R&D Samsung di San Francisco Foto: Muhamad Imron Rosyadi/detikINET
|
Sebagai sarana pembelajaran itu, ada banyak yang bisa dilakukan user. Mulai dari input secara pribadi melalui layar ponsel, dialog, sampai memperlihatkan gambar.
“Di masa depan, AI Assistant akan mempunyai pengetahuan lebih dengan semakin banyaknya engagement dengan user. Ia juga akan lebih personal untuk tiap orang, ia akan mempunyai pendekatan berbeda antara dengan kau atau bibi kamu,” tutur Jin.
Untuk itu, ia melanjutkan, seni administrasi Samsung ialah mendorong user dan pihak ketiga untuk membuat kemampuan kecerdasan buatan yang lebih personal di banyak perangkat. Perusahaan asal Korea Selatan itu juga melihat ajun virual akan terus belajar, membantu, dan hadir untuk user, sekaligus tetap aman.
Sampai ketika ini, Samsung mempunyai 14 R&D Center di 12 negara, salah satunya Indonesia. Dari selusin negara itu, lima di antaranya dikhususkan untuk pengembangan AI. Tiap tahunnya pun, Samsung menjual setengah miliar perangkat yang terkoneksi satu dengan lainnya.
Sumber detik.com