Sinar matahari pagi, umunya dapat membuat seseorang menjadi lebih sehat, karena mengandung vitamin D. Dan bila seseorang berjemur di siang hari, kemungkinan besar kulit mereka menjadi hitam.
Tapi, di sebuah daerah di Brazil, orang yang terkena sinar matahari, kulitnya akan terbakar (rusak). Ini mungkin terdengar aneh. Tapi ini adalah fakta!
Bila mendengar berita seperti itu, mungkin kamu akan terbayang sosok vampir atau drakula, yang mana bila terkena sinar matahari, maka kulit mereka terbakar. Iya, kan?
Namun sayangnya, ini bukanlah sebuah cerita tentang daerah dimana penghuninya adalah vampir atau semacamnya, melainkan mereka adalah manusia biasa sepeti kita. Tapi kenapa bisa terbakar?
Melansir intisari-online.com dari express.co.uk (24/7/2018), sebuah desa bernama Araras, 600 dari 800 populasinya terserang sebuah penyakit yang diduga akibat kelainan genetik. Penyakit ini terbilang cukup aneh dan langka. Dimana Penyakit tersebut menjadikan wajah mereka ‘rusak’, jika terkena sinar matahari langsung.
Oleh sebabnya, mereka lebih menutup diri di siang hari, dan keluar dimalam hari, layaknya vampir di cerita fiksi.
Salah seorang warga (Djalma Jardin) yang juga menderita penyakit tersebut, berbicara soal penyakit yang ia derita.
“Jika saya pergi keluar, saya merasa sinar matahari membakar saya,” ucap Jardin. Mengutip intisari-online.com (24/7/2018).
“Ini penyakit yang mengerikan.” tambahnya.
Akibat penyakit aneh itu, kini ia hanya memiliki satu mata. Dan parahnya, satu matanya itu tidak bisa tertutup. Karena jika ia menutupnya, maka itu akan merusak kelopak matanya.
“Ketika aku ingin tidur, aku harus memasang plester di atas mataku.” Ungkap Djalma.
Bukan hanya Djalma saja! Akibat penyakit itu, keluarga Djalma telah kehilangan salah satu saudara laki-laki mereka. Sementara saudara laki-laki yang lainnya dan saudara perempuannya, juga terpengaruh total oleh penyakit yang Djalma derita.
Selain Djalma dan keluarganya, ada juga warga lainnya bernama Deide, seorang peternak sapi perah.
Deide juga kehilangan sebagian besar wajahnya, akibat dari kondisi penyakitnya yang tidak dapat disembuhkan.
“Saya menjalani operasi untuk menghilangkan langit-langit dan tulang rahang kanan,” ungkap Deide.
“Namun tanpa rahang kanan, aku tidak bisa bicara,” tambahnya.
Para penduduk yang menderita penyakit aneh tersebut, bukan berarti diam dan menikmati apa yang mereka derita saja.
Gleice Machado, seorang penduduk Araras, tertarik untuk mencari tahu apa yang menyebabkan masalah tersebut.
Ia berkata bahwa beberapa orang percaya bahwa penyakit tersebut menular atau hasil dari infeksi menular seksual. Tapi ada juga yang berasumsi bahwa itu adalah hukuman Tuhan.
“Beberapa percaya itu adalah penyakit menular seksual. Yang lain mengatakan mereka percaya ini adalah hukuman dari Tuhan,” ungkapnya.
Sementara itu, ahli genetika yang bermarkas di Sao Paulo, Dr Carlos Menck, juga tengah mencoba mengenali kondisi tersebut.
“Kami pergi ke desa itu dan mencoba mengidentifikasi mutasi genetik yang mempengaruhi pasien,” kata Dr Menck.
Hasil tes pada semua penduduk desa pun mengatakan, bahwa Dr Menck dan timnya menemukan tiga perempat dari 800 penduduk desa membawa gen XP resesif.
“Sampai beberapa waktu yang lalu, orang-orang percaya itu adalah penyakit menular. Tapi itu penyakit bawaan,” tambahnya.
Meskipun hasil tes sudah diketahui, sayangnya belum ada obat untuk XP. Dan dokter sekarang hanya bisa memperingatkan penduduk desa untuk tetap sepenuhnya berada jauh dari sinar matahari.
“Tidak mungkin untuk menyembuhkannya di zaman sekarang. Tapi saya berharap seseorang bisa melakukan sesuatu. Mungkin dalam 20 atau 30 tahun mendatang,” harapnya.
Atas apa yang penduduk desa Araras alami, saya pribadi yang tinggal di sebuah desa yang terbilang cukup aman dari penyakit aneh itu, saya berharap suatu saat nanti, penyakit itu dapat di hilangkan. Dan semua warga bisa kembali beraktifitas dengan normal, di siang hari, aamiin…